ShoutMix chat widget

lagu

D'Masiv ~ Jangan Menyerah

Get more songs & code at www.stafaband.info

Kamis, 03 September 2009

Tugas Bahasa Indonesia

Pengaruh Era Globalisasi

Nama : Asep Budiana

Kelas : XI IPA 2

Sekolah : SMAN 1 Baregbeg

Orangtua mana yang tak bergidik mengetahui data tentang perilaku seks bebas remaja Indonesia masa kini dibawah ini. Seks bebas sungguh telah menjadi hal biasa! Bagaimana cara menangkalnya? Penelitian di pelbagai negara menemukan bahwa anak remaja akan terhindar dari keterlibatan dengan seks bebas, jika mereka dapat membicarakan masalah seks dengan orang tuan. Artinya, orang tua harus menjadi pendidik seksualitas bagi anak-anaknya! Telah siapkah kita, para orangtua menjadi pendidik seksualitas bagi anak-anak kita? Bagaimana meluweskan lidah kita agar tak kelu ketika harus bicara saru dengan anak-anak kita?

Temukan jawabnya dalam acara workhsop Salamaa 1-3 Juni 2007.

Dan untuk mengetahui data lebih lengkap tentang perilaku seks bebas remaja masa kini, silahkan simak artikel di bawah ini.

Pergaulan Bebas
Asro Kamal Rokan

KH Abdul Rasyid Abdullah Safii terlihat resah sekali. Pemimpin Yayasan Perguruan Islam As-Syafi’iyah ini memberikan beberapa lembar kliping koran. ”Tolong baca ini. Saya tidak tahu apa yang terjadi pada bangsa ini,” katanya singkat. Kiai Rasyid tak banyak bicara, namun raut wajahnya memperlihatkan betapa ia risau betul atas pemberitaan media massa itu.

Fotokopi kliping berbagai media itu, ketika saya baca, memang sangat merisaukan. Media Indonesia (6/1) mengutip Kantor Berita Antara menulis, ”85 Persen Remaja 15 Tahun Berhubungan Seks”. Warta Kota (11/2) memberi judul, ”Separo Siswa Cianjur Ngesek”. Kemudian, Harian Republika terbitan 1 Maret 2007 menulis, ”Penyakit Menular Seksual Ancam Siapa Pun”. Dalam berita itu ditulis pula, ”Hampir 50 persen remaja perempuan Indonesia melakukan hubungan seks di luar nikah.”

Berita di Republika mengutip hasil survei Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). Survei dilakukan pada 2003 di lima kota, di antaranya Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta. Hasil survei PKBI, yang juga dikutip Media Indonesia, menyatakan pula bahwa sebanyak 85 persen remaja berusia 13-15 tahun mengaku telah berhubungan seks dengan pacar mereka. Penelitian pada 2005 itu dilakukan terhadap2.488 responden di Tasikmalaya, Cirebon, Singkawang, Palembang, dan Kupang.

Ironisnya, menurut Direktur Eksekutif PKBI, Inne Silviane, hubungan seks itu dilakukan di rumah sendiri –rumah tempat mereka berlindung. Sebanyak 50 persen dari remaja itu mengaku menonton media pornografi, di antaranya VCD. Dari penelitian itu pula diketahui, 52 persen yang memahami bagaimana kehamilan bisa terjadi.

Penelitian lain dilakukan Annisa Foundation, seperti dikutip Warta Kota. Diberitakan, 42,3 persen pelajar SMP dan SMA di Cianjur telah melakukan hubungan seksual. Menurut pengakuan mereka, hubungan seks itu dilakukan suka sama suka, dan bahkan ada yang berganti-ganti pasangan. Penelitian ini dilakukan Annisa Foundation (AF) pada Juli-Desember 2006 terhadap 412 responden, yang berasal dari 13 SMP dan SMA negeri serta swasta.

Laila Sukmadewi, Direktur Eksekutif AF, mengatakan hubungan seks di luar nikah itu umumnya dilakukan responden karena suka sama suka. Hanya sekitar 9 persen dengan alasan ekonomi. ”Jadi, bukan alasan ekonomi. Yang lebih memprihatinkan, sebanyak 90 persen menyatakan paham nilai-nilai agama, dan mereka tahu itu dosa,” ujar Laila. Dijelaskan, sebagian besar mereka menggunakan alat kontrasepsi yang dijual bebas, sebanyak 12 persen menggunakan metode coitus interuptus.

Fakta-fakta itu telah menjelaskan kerisauan KH Rasyid. Ia berujar dalam nada getir, ”Bencana yang terus menimpa bangsa ini dapat diperbaiki, namun bencana akibat rusaknya moral, bagaimana memperbaikinya?” Tidak hanya KH Rasyid, siapa pun yang peduli terhadap bangsa ini, tentu menarik napas dalam-dalam. Betapa pilu, para remaja itu paham pada ajaran agama, paham dosa, dan akibat yang ditimbulkannya. Pasti ada yang salah terhadap bangsa ini.

Tayangan televisi, media-media berbau porno, semakin mendekatkan para remaja itu melakukan hubungan seks di luar nikah. VCD dan DVD porno begitu mudah diperoleh hanya dengan Rp 5.000. Sekali dirazia, setelah itu bebas lagi diperjualbelikan. Sistem pendidikan yang mengejar angka-angka pun memberi andil kerusakan generasi muda itu.

Hasil survei itu semestinya menyadarkan kita, para pendidik, orang tua, ulama, pengelola televisi, media massa, dan tentu juga pemerintah. Angka-angka yang terungkap itu, boleh jadi puncak gunung es. Setelah ini, apakah kita membiarkan bencana moral itu terus berlangsung –yang nauzubillahdapat saja menimpa keluarga kita?
Ya Allah, ini bencana yang nyata dan sangat menakutkan ….

Sumber: Republika

READ MORE - Tugas Bahasa Indonesia

Sabtu, 01 Agustus 2009

Visi Dan Misi SMAN 1 Baregbeg













1. Visi SMAN 1 Baregbeg

“Unggul Dalam Disiplin, Kompetitif Dalam Prestasi, Religi Dalam
Kekeluargaan dan Kemitraan, Profesional Dalam Ketenagaan dan
Pelayanan Serta Tanggap terhadap Pembaharuan.”

2. Misi Sekolah
Untuk mewujudkan visi, sekolah memiliki misi, sebagai berikut.
a. Mewujudkan peningkatan mutu melalui kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien berdasarkan kurikulum yang berlaku.
b. Menanamkan/membina tumbuhnya kesadaran disiplin yang tinggi dan murni.
c. Membudayakan pelayanan yang Islami
d. Membina profesi personalia dengan semangat keteladanan
e. Secara optimat sesuai perkembangan jaman.
f. Menjabarkan isi kurikulum.
g. Memberi kesempatan peserta didik seluas-luasnya, untuk meningkatkan kemampuan potensi dan bakat peserta didik seoptimal mungkin melalui kegiatan intra dan Pengembangan Diri.
h. Menciptakan iklim yang kondusif untuk terlaksananya tugas pokok dan fungsi dari masing-masing komponen sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan, dan (siswa) SMAN 1 BAREGBEG
i. Melaksanakan segala ketentuan yang mengatur operasional sekolah, baik tata tertib kepegawaian maupun kesiswaan.
j. Mewujudkan budaya pembelajaran melalui ICT. Menumbuhkankan semangat pengelolaan perpustakaan melalui ICT

(sumber : didirida.blogspot.com)
READ MORE - Visi Dan Misi SMAN 1 Baregbeg

Rabu, 22 Juli 2009

NPSN SMAN 1 BAREGBEG CIAMIS

NPSN (Nomor Pokok Sekolah Nasional) SMAN 1 Baregbed adalah 20211564 berstatus Negeri
data diambil dari DAPODIK (Data Pokok Pendidikan Depdiknas) RI

Artikel lainnya :
SMAN 1 Baregbeg Ciamis
READ MORE - NPSN SMAN 1 BAREGBEG CIAMIS

Minggu, 19 Juli 2009

Guru Profesional


Sosok guru sebagai pendidik sangat menentukan kualitas pendidikan dan kemajuan suatu bangsa. Karena guru sebagai motor utama dalam pendidikan maka ia dituntuk untuk profesional dalam bidangnya.
Guru profesional ialah guru yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal, mengakui dan sadar akan profesinya, memiliki sikap dan mampu mengembangkan profesinya serta ikut serta dalam mengkomunikasikan usaha pengembangan profesi dan bekerjasama dengan profesi lain.
Pengertian guru profesional menurut Mohammad Uzer Usman, sebagaimana dikutip oleh Piet A. Sahertian, adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Atau dengan kata lain, guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya (Piet A. Sahertian, 1994: 26).

Seorang profesional menunjukkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap lebih dibanding pekerja lainnya. Maka untuk menjadi profesional, seseorang harus memenuhi kualifikasi minimun, sertifikasi, serta memiliki etika profesi (Nurkholis, 2004).
Profesionalisme sebagai penunjang kelancaran guru dalam melaksanakan tugasnya, sangat dipengaruhi oleh dua faktor besar yaitu faktor internal yang meliputi minat dan bakat dan faktor eksternal yaitu berkaitan dengan lingkungan sekitar, sarana prasarana, serta berbagai latihan yang dilakukan guru.(Sumargi, 1996).
1. Tugas Guru
Jabatan guru mempunyai banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokkan terdapat tiga jenis tugas guru, yakni tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.
Guru merupakan suatu profesi yang artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan – keterampilan pada siswa.
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus bisa menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya.
Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan.
1) Peran guru dalam proses belajar – mengajar
Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar – mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang dikemukakan oleh Adams & Decey dalam Basic Principle of Student Teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, penanya, evaluator, dan konselor. Yang akan dikemukakan disini adalah perananan yang dianggap paling dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Guru sebagai demonstrator
Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
2. Guru sebagai pengelola kelas
Dalam perannya sebagai pengelola kelas (learning manager), guru hendaknya mampu mengelola kelas karena kelas merupakan lingkungan belajar serta merupakan suatu aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.
Kualitas dan kuantitas belajar siswa di dalam kelas bergantung pada banyak faktor, antara lain ialah guru, hubungan pribadi antar siswa di dalam kelas, serta kondisi umum dan suasana di dalam kelas.
Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas bagi bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik.
3. Guru sebagai mediator dan fasilitator
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar –mengajar.
4. Guru sebagai evaluator
Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar siswa, guru hendaknya secara terus – menerus mengikuti hasil-hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu.

2. Kompetensi guru
Kemampuan dan pengalaman belajar sebagaimana yang telah dibekukan oleh Dirjen Dikdasmen adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan kepribadian
2. Menguasai landasan kependidikan
3. Menguasai bahan pengajaran
4. Menyusun program pengajaran
5. Melaksanakan program pengajaran
6. Menilai hasil dan proses belajar – mengajar yang telah dilaksanakan
7. Menyelenggarakan program bimbingan
8. Menyelenggarakan administrasi sekolah
9. Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat
10. Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran
READ MORE - Guru Profesional

Sabtu, 11 Juli 2009

SMAN 1 Baregbeg Ciamis

Sebelumnya saya minta maaf apabila dalam penulisan artikel ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, untuk itu saya mohon komentarnya untuk perbaikan artkel ini.
SMAN 1 Baregbeg adalah Sekolah Menengah Atas yang terletak dijalan R.E. Martadinata No. 150 Tlp. (0265) 771957. Menurut yang saya ketahui, sebelum bernama SMAN 1 Baregbeg, awalnya sekolah in bernama SMA Galuh dan merupakan sekolah swasta, dan SMA Galuh ini merupakan SMA terfavorit pada zamannya. siapa sih yang tidak kenal sama SMA Galuh? yah namun hal itu terjadi puluhan tahun yang lalu. semoga saja hal itu bisa terulang kembali pada tahun yang sekarang. Amin
Setelah dengan nama SMA Galuh Sekolah ini berganti nama menjadi SMUN 4 Ciamis dan berubah menjadi sekolah negeri. Dengan nama ini banyak siswa dari luar daerah bersekolah disini. Dan kemudian namanya dirubah lagi menjadi SMAN 4 Ciamis
Desa Baregbeg lokasi sekolah ini kemudian berubah menjadi sebuah kecamatan pada tahun 2004/2005, menjadi Sebuah kecamatan dengan nama Kec. Baregbeg.
Kemudian turun SK yang mengharuskan setiap kecamatan memiliki Sekolah Menengah Atas. Dan akhirnya nama sekolah ini berubah menjadi SMAN 1 Baregbeg pada tahun ajaran 1999/2000.
Walaupun namanya SMAN 1 Baregbeg yang masih kurang dikenal, tetapi segudang prestasi telah diraihnya, bermacam-macam piala telah diperolehnya, sehingga sekolah ini terus mengadakan perubahan dari sarana prasarana, kualitas, ataupun SDM nya untuk menjadi sekolah yang terbaik dan mencapai Visi dan Misi SMAN 1 Baregbeg.

READ MORE - SMAN 1 Baregbeg Ciamis

google translate

Lencana Facebook

Pengikut